Skip to main content

Apa Kabar?

“Apa kabar?“
Hanya dua kata itu yang dapat keluar dari bibirku.

Banyak pertanyaan dan pernyataan yang berhimpitan di kerongkongan namun tak berani kukeluarkan. Kamu tampak kurus, matamu sayu dan rambutmu berantakan. Bagian bawah matamu tampak hitam dan bengkak. Apakah kamu terlalu sibuk dengan kegiatanmu sehingga kurang tidur? Memangnya kamu sibuk apa? Sibuk mengurung diri di dalam kamar?

Pipi tembam yang dulu menggantung di wajahmu kini hilang. Pipimu sekarang tirus, ya. Bahkan garis-garis tulang pipimu terlihat tegas seperti ingin keluar dari dalam kulit. Dan bibirmu itu... Kering, pecah-pecah dan ada beberapa titik darah kering tersisa di sana. Apa selama ini kamu tidak makan dan minum? Sekarang sukses sudah wajahmu pucat seperti orang kebanyakan memakai bedak tanpa blush on. Dan... Pergelangan tanganmu... Begitu kecil dan ada luka bekas sayatan di sana. Apa yang telah kamu lakukan pada dirimu? Mau memperpendek umur dan menantang takdir Tuhan? Astaga! Bahkan betismu pun kini benar-menar menyusut. Ke mana perginya daging-daging yang menggantung di sana?

“Apa Kabar?“
Lagi-lagi hanya dua kata itu yang dapat aku katakan. Aku ragu untuk menyapamu dan bertanya panjang lebar tentangmu. Aku ragu, apakah orang di hadapanku ini benar-benar kamu? Aku sulit mengenalimu.

Lama aku terpaku menatapmu. Bukan, bukan karena aku terpesona. Tapi karena aku heran. Heran melihatmu begitu payah menerima ujian. Mana semangatmu, sayang? Mana dirimu yang tak pernah bisa diam?

Dengan segenap keberanian yang aku kumpulkan, aku pun akhirnya berkata, “Kamu tidak boleh terus seperti ini.“ Kamu, yang berada di dalam cermin, tersenyum lebar penuh semangat baru. Senyum yang kukenal. Senyumku yang dulu.

- Filia -

Comments

kamu kenapa? koq ngga semangat gitu, kenapaaa..
ayo semangat lagi :D bagus monolognya
Filia said…
Engga apa-apa kok kak, hehe. Cuma monolog fiktif aja.
Makasih kak :)

Popular Posts

Drunken Series

UNO

Peucang, Surga di Ujung Barat Pulau Jawa (Bagian 3)