Skip to main content

Posts

Showing posts from 2012

Potret Kecil Negeriku

Guru. Baik itu yang sudah berstatus "pegawai negeri" ataupun belum, tetap saja guru namanya. Pendidik katanya. Mereka berulang kali memperingatkan peserta didiknya untuk tidak menyontek ketika sedang ujian, ulangan atau melakukan serangkaian tes tersebut. Namun dibalik itu semua, mereka saling berbagi kunci jawaban di toilet sebuah gedung tempat diselenggarakan Tes CPNS. Demi meraih status pegawai negeri!  Mahasiswa. Agent of change katanya. Turut andil juga sebagai social control . Perannya juga bertambah sebagai iron stock . Mereka itu pemuda. Demonstrasi dan orasi selalu digaungkan. Tolak kenaikan harga x! Berantas korupsi! Tolak RUU x! Begitulah teriakannya.Tapi berapa persen dari mereka yang memberikan solusi masalah tersebut? Berapa persen dari mereka yang mengkaji masalah negeri ini secara mendalam? Ketika mereka bergelar sarjana, mulailah mencari kerja. Lolos Tes CPNS dengan menggunakan jasa "amplop" dari orang tua. Sudah bekerja, lanjut menyalahguna

Apa Kabar?

“Apa kabar?“ Hanya dua kata itu yang dapat keluar dari bibirku. Banyak pertanyaan dan pernyataan yang berhimpitan di kerongkongan namun tak berani kukeluarkan. Kamu tampak kurus, matamu sayu dan rambutmu berantakan. Bagian bawah matamu tampak hitam dan bengkak. Apakah kamu terlalu sibuk dengan kegiatanmu sehingga kurang tidur? Memangnya kamu sibuk apa? Sibuk mengurung diri di dalam kamar? Pipi tembam yang dulu menggantung di wajahmu kini hilang. Pipimu sekarang tirus, ya. Bahkan garis-garis tulang pipimu terlihat tegas seperti ingin keluar dari dalam kulit. Dan bibirmu itu... Kering, pecah-pecah dan ada beberapa titik darah kering tersisa di sana. Apa selama ini kamu tidak makan dan minum? Sekarang sukses sudah wajahmu pucat seperti orang kebanyakan memakai bedak tanpa blush on . Dan... Pergelangan tanganmu... Begitu kecil dan ada luka bekas sayatan di sana. Apa yang telah kamu lakukan pada dirimu? Mau memperpendek umur dan menantang takdir Tuhan? Astaga! Bahkan betismu pun

Our Journey in "Kota Angkringan"

Beberapa minggu lalu (Sabtu-Senin, 26-28 Mei 2012) saya dan beberapa teman kampus mendapat kesempatan menghabiskan akhir pekan di  Kota Angkringan . Mungkin banyak yang sudah tidak asing dengan sebutan Kota Angkringan ini, tapi mungkin ada juga yang belum tau di mana letaknya kota ini. FYI, Kota Angringan yang saya maksud adalah Yogyakarta atau sering disebut juga Jogja. Loh, bukannya Jogja itu kota pelajar? Eits, jangan salah, sekarang Jogja dikenal juga sebagai Kota Angkringan. Angkringan berasal dari bahasa Jawa  'angkring'  yang berarti duduk santai. Angkringan di sini berarti gerobak yang menjual berbagai macam makanan dan minuman yang terdapat di berbagai pinggir ruas jalan di Jogja, seperti Jalan Malioboro dan Jalan Pangeran Mangkubumi. Biasanya angkringan ini beratap terpal, beralaskan tikar dan beroprasi mulai sore hingga larut malam. Makanan dan minuman yang dijual bervariasi, mulai dari gorengan, sate usus, sate keong hingga wedang jahe dan kopi joss. Perjalana

Hujan, Lagu dan Kamu

Selalu ada hal menyenangkan ketika hujan turun. Angin berdesir lembut menggelitik telinga seperti kamu yang berbisik merindu. Suara rintik-rintik air menggertak hati seperti kamu yang berteriak cemburu. Dan sore itu, lagi-lagi hujan turun ketika lagu itu mengalun. Kali ini angin berdesir menghempas tirai dan rintik-rintik air menampar jendela. Itu juga seperti kamu saat ini. Dingin dan menyakitkan, tapi aku tetap suka. Aku terlanjur suka hujan, seperti apapun caranya datang pada bumi. Ketika hujan berikutnya turun tanpa sengaja lagu itu mengalun, kembali kamu dalam ingatanku tersusun. Kita kembali saling menyapa, tapi kamu tidak ingat apa-apa. Aneh. Dan aku sama sekali tidak bisa membenci hujan, tidak bisa menghapus lagu itu dan tidak bisa tidak ingat kamu. - Filia -

Secondhand Serenade Live in Bandung

Secondhand Serenade Untuk kedua kalinya Secondhand Serenade menggelar konser di Bandung. Konser yang digelar pada Jumat, 27 April 2012 ini dimulai pukul 19.00 dengan opening act dari Adera. Barulah pukul 20.00 John Vesely dkk menaiki panggung untuk mengguncang Bandung Convention Center (BCC), setelah sebelumnya Serenaders diajak menggaungkan lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh si teteh MC. Opening act: Adera Berbekal dua tiket gratis pemberian dari seorang teman, saya pun berangkat dengan semangat menuju lokasi konser. Sedikit cerita tentang tiket gratis ini, awalnya saya cukup kecewa karena tidak akan bisa nonton konser ini. Waktu dibuka penjualan tiketnya, saya tidak punya uang. Hiks. Padahal harga tiketnya terbilang murah, Rp. 220.000, tidak ada kelas VIP, Festival atau semacamnya, karena  semuanya berdiri dalam satu ruangan. Ya maklum, saya cuma anak kosan kelas bawah. Kalau konser kali ini saya juga enggak nonton, berarti dua kali saya kecewa dan kehilangan kesempat

Menjadi Bagian dari Dusun Pasarean

Pernah terpikir untuk tinggal di sebuah desa terpencil yang jauh dari kota? Dalam benak saya, sering muncul keinginan untuk tinggal di sebuah tempat yang benar-benar jauh dari kebisingan jalan raya dan hiruk pikuk masyarakat modern dalam jangka waktu tertentu. Pernah sekali saya tinggal di Kampung Bayongbong di daerah Ciwidey, Bandung, dalam kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) tahun 2011 yang waktu itu mengangkat tema Memasyarakatkan Mahasiswa . Namun kampung yang dikelilingi kebun teh tersebut tidak cukup terpencil dan tradisional bagi saya, karena masih bagian dari daerah wisata yang sering dilewati kendaraan mewah. Tahun ini, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia atau yang biasa disebut Deutschstudentenverband (DSV) kembali melaksanakan kegiatan P2M. P2M merupakan salah satu program kerja tahunan DSV yang selalu dilaksanakan di desa-desa yang sulit dijamah publik. Pada P2M tahun ini, P2M 2012, diangkatlah tema 'Membangun Jiwa