Skip to main content

Coklat



What do you think if I say "chocolate" or "coklat"??
Pasti langsung terbayang coklat yang amat sangat manis dan lezaaaaaattt deh, seperti yang di gambar itu tuh ;)


Sejarah Coklat

Coklat dihasilkan dari kakao (Theobroma cacao) yang diperkirakan mula-mula tumbuh di daerah Amazon Utara sampai ke Amerika Tengah. Mungkin sampai ke Chiapas, bagian paling selatan Meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon dan mungkin juga membuat "coklat" di sepanjang teluk di selatan Meksiko sekitar 1000 tahun SM. Peradaban pertama yang mendiami Meso-Amerika itu mengenal pohon "kakawa" yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman.

Kakao atau kokoa sangat penting dalam kebudayaan Meso-Amerika masa itu, yaitu Suku Maya, Toltec dan Aztec. Mereka memanfaatkan biji kokoa (cocoa bean) sebagai mata uang di semua wilayah itu. Suku Maya dari Guetamala Utara mengambil istilah cocoa dari bangsa Olmec. Diperkirakan kebiasaan minum coklat Suku Maya dimulai sekitar tahun 450 SM-500 SM. Konon, konsumsi coklat dianggap sebagai simbol status penting pada masa itu. Suku Maya mengonsumsi coklat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada merah, vanila atau rempah-rempah lain.


Zat yang Terkandung dalam Coklat

Rasa coklat masih sulit didefinisikan. Dalam bukunya Emperors of Chocolate, Joel Glenn Brenner menggambarkan riset terkini tentang rasanya. Tampaknya, rasa coklat tercipta dari campuran 1200 macam zat, tanpa satu rasa yang jelas-jelas dominan. Sebagian dari zat itu rasanya sangat tidak enak jika berdiri sendiri. Karenanya, sampai kini belum ada rasa coklat tiruan.

Diantara zat-zat penghasil rasa coklat terdapat lemak. Titik leleh lemak kokoa ini hanya sedikit di bawah normal suhu tubuh manusia. Kalau kita memakan sepotong coklat, lemak itu lumer di dalam mulut. Lumernya lemak kokoa menimbulkan rasa lembut mirip beludru di mulut yang khas. Lemak kokoa tidak langsung diserap tubuh karena bukan dari jenis yang dapat menggemukkan tubuh. Tuh kan, jadi engga perlu takut gemuk ya kalau makan coklat.


Manfaat Coklat

Dengan mengonsumsi coklat, tubuh mampu menghasilkan antioksidan yang dapat membantu mencegah serangan jantung dan mempertahankan daya tahan tubuh. Menurut American Dietetic Association, semakin murni coklat yang dikonsumsi, akan semakin besar keuntungan yang diperoleh. Karbohidrat yang dibentuk senyawa kimia dalam coklat dalam coklat menghasilkan serotonin, yang membantu stimulasi otak sehingga kita merasa santai dan juga tenang. Itu sebabnya kalau orang stes suka makan coklat.

Sebatang coklat juga akan memenuhi 15% kalsium dan juga magnesium yang dibutuhkan tubuh kita. Meskipun terkadang coklat kurang bagus untuk gigi, namun coklat baik untuk dikonsumsi dalam jumlah kecil dan secara teratur. Sebuah studi yang dilakukan juga menunjukkan bahwa coklat baik untuk mendukung pertumbuhan tulang dan proses penyembuhan.

Penggemar coklat pantas bergembira, karena sekeping coklat hitam terbukti mampu memperlancar peredaran darah. Riset yang dipimpin dr. Valentine Yanchou Njike dari Yale Prevention Research Center, yang dilansir Reuters, menyebutkan, coklat hitam memiliki kandungan theobromin, phenethylamine dan kafein yang jika dikonsumsi secara seimbang dan tepat akan membantu fungsi pembuluh darah.


Nah, kalau tadi teman-teman baca tulisan di atas dengan cermat, pasti akan bijak dalam mengonsumsi semua makanan, termasuk coklat. Jika coklat dimakan dengan porsi yang sesuai alias tidak berlebihan, pasti hasilnya akan membuat tubuh sehat.

Selamat makan coklat, Chocolate Lovers!


*dari berbagai sumber

-Filia-

Comments

Popular Posts

Drunken Series

UNO

Peucang, Surga di Ujung Barat Pulau Jawa (Bagian 3)